Sejarah Hari Pahlawan: Mengenang Pertempuran Surabaya 10 November 1945

11 November 2024 09:03 Di tulis oleh Admin BERITA KAMI Sejarah Hari Pahlawan: Mengenang Pertempuran Surabaya 10 November 1945

Lembang - Hari Pahlawan yang diperingati setiap tanggal 10 November menjadi salah satu hari bersejarah bagi bangsa Indonesia. Tanggal ini diabadikan untuk mengenang Pertempuran Surabaya yang terjadi pada 10 November 1945, di mana arek-arek Surabaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari pasukan Sekutu, khususnya Inggris, yang didukung oleh tentara Belanda (NICA). Pertempuran ini menjadi simbol perlawanan dan semangat patriotisme rakyat Indonesia melawan penjajahan.

Setelah proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Indonesia masih harus menghadapi upaya Belanda untuk kembali menguasai wilayahnya. Di Surabaya, ketegangan memuncak ketika tentara Inggris datang untuk melucuti senjata tentara Jepang dan membebaskan para tawanan perang. Namun, kehadiran tentara Inggris dan NICA membuat rakyat Surabaya merasa terancam akan kembalinya penjajahan Belanda.

Situasi semakin panas ketika insiden di Hotel Yamato (sekarang Hotel Majapahit) terjadi pada 19 September 1945. Para pemuda Surabaya naik ke atas hotel dan merobek bagian biru pada bendera Belanda (merah-putih-biru) sehingga hanya menyisakan warna merah dan putih, warna bendera Indonesia. Aksi ini menjadi simbol keberanian dan tekad rakyat Surabaya untuk tidak tunduk pada penjajahan.

Pada 27 Oktober 1945, situasi semakin memburuk ketika pemimpin Inggris, Brigadir Jenderal Mallaby, tewas dalam sebuah insiden di Surabaya. Kematian Mallaby membuat Inggris mengeluarkan ultimatum pada 9 November 1945, yang meminta seluruh rakyat Surabaya dan para pejuang untuk menyerahkan senjata mereka. Jika ultimatum ini tidak dipatuhi, Inggris akan melakukan serangan besar-besaran. Para pejuang Surabaya, yang dipimpin oleh Bung Tomo, menolak menyerah dan memilih untuk mempertahankan kota mereka.

Pada 10 November 1945, pertempuran sengit pun pecah. Pasukan Inggris melancarkan serangan besar-besaran dengan persenjataan lengkap, sementara arek-arek Surabaya berjuang dengan alat-alat sederhana, semangat juang, dan keberanian luar biasa. Pertempuran ini berlangsung selama tiga minggu dan menelan banyak korban jiwa di kedua belah pihak. Meskipun kalah dalam persenjataan, semangat pantang menyerah rakyat Surabaya membuat pertempuran ini menjadi simbol keberanian dan keteguhan bangsa Indonesia.

Pertempuran Surabaya diakui sebagai salah satu peristiwa penting dalam sejarah perjuangan Indonesia. Semangat dan pengorbanan para pejuang Surabaya membangkitkan kesadaran nasional di seluruh Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan. Melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 316 Tahun 1959, tanggal 10 November ditetapkan sebagai Hari Pahlawan, untuk menghormati jasa-jasa mereka yang telah gugur demi tanah air.

Hari Pahlawan bukan sekadar peringatan sejarah, melainkan juga sebuah refleksi bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk terus meneladani semangat perjuangan dan nilai-nilai kepahlawanan. Melalui peringatan Hari Pahlawan, generasi muda diharapkan dapat melanjutkan cita-cita para pejuang dengan mengabdikan diri bagi kemajuan bangsa dan menjaga persatuan serta kedamaian di tanah air.